ZI WBBM

“ AKSELERASI PEMBANGUNAN ZI WBBM MELALUI IMTAQ“

I Made Murta Astawa | 17 October 2021
“ AKSELERASI PEMBANGUNAN ZI WBBM MELALUI IMTAQ“

Dalam rangka Pembinaan Kerohanian bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) maupun Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri (PPNPN) dilingkungan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi NTB (LPMP Provinsi NTB) Ikatan Keluarga Hindu (IKH) pada tanggal 15 Oktober 2021 melaksanakan Imtaq/Dharma Wacana. Dharma wacana yang dilaksanakan di Ruang Rapat Piminan ini diberikan oleh Narasumber dari Kemenag Kota Mataram dengan thema Urutan dan Makna Perayaan Hari Raya Galungan

Menurut Ketua IKH Drs. I Made Murta Astawa, M.Pd, “Imtaq/Dharma Wacana disuatu Institusi sangat penting dan strategis. Salah satu Strategi Percepatan Implementasi dalam Pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (ZI-WBBM). Pembinaan rohani tidak kalah penting daripada pembinaan jasmani. Tingkat stress pegawai harus diperhatikan agar pegawai tidak berada dalam tekanan hingga menjadi depresi. Pegawai harus dibina mental spiritualnya sehingga bisa menjadi wajar dan realistis. Pegawai harus memiliki keseimbangan antara berdoa dan berusaha. Pegawai harus memberikan yang terbaik untuk melaksanakan pekerjaannya tetapi pada akhirnya ia harus pasrah menerima ketentuan Tuhan Yang Maha Kuasa. Dengan Pembinaan Rohani ini diharapkan akan bisa menerima suatu perbedaan. Perbedaan itu akan indah bila kita selalu berpikir positif dan memandang sesuatu dengan kebajikan bukan sebaliknya. Mari kita pupuk persatuan dan kesatuan dalam Kebhinekaan sehingga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) semakin kokoh tampa dikoyak oleh pemikiran-pemikiran yang radikal yang akan memecah belah bangsa Indonesia”.

“Pembinaan rohani bisa dilakukan dalam berbagai bentuk tergantung kepada minat pegawai. Pembinaan rohani antara lain bisa dalam bentuk pertemuan mengundang penceramah, diskusi kitab suci, dan mengkaji masalah berdasarkan persepektif agama. Namun demikian harus dijaga agar pertemuan keagamaan tidak disusup oleh pemikiran radikal yang tidak bertanggung jawab. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Nusa Tenggara Barat (LPMP Provinsi NTB) setiap bulan pada Minggu keempat sudah menjadwalkan kegiatan Imtaq atau Pembinaan Rohani kepada seluruh pegawai, tampa kecuali bagi Pegawai yang ber Agama Hindu yang telah membentuk Ikatan Keluarga Hindu (IKH) LPMP Provinsi NTB. Jumlah pegawai yang beragama Hindu 8 (delapan) orang baik Aparatur Sipil Negara (ASN), Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri (PPNPN), dan Tenaga Outsourching”.

Made menambahkan, “Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Nusa Tenggara Barat yang saat ini sedang melakukan Pembangunan Zone Integritas menuju Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (ZI-WBBM). Dengan ini diharapkan kegiatan Pembinaan Rohani kepada semua pegawai baik Aparatur Sipil Negara (ASN) dan Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri (PPNPN), yang merupakan salah satu Strategi Percepatan Implementasi Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM). Melalui Pembinaan Rohani ini pada hakekatnya kita saling berbagi untuk menyebarkan virus-virus kebaikan kepada sesama, yang pada akhirnya kita akan menjadi pribadi Paripurna, dan siap memberikan pelayanan prima kepada masyarakat”.

Narasumber I Wayan Widra, M.Pd.H (Penyuluh Agama Hindu) menyampaikan, “Sebelum hari raya Galungan umat hindu biasanya melakukan beberapa upacara mulai dari : pembersihan alam semesta/jagat, pembersihan diri sendiri (pembersihan rohani), pengekangan hawa nafsu yang buruk yang ada pada diri manusia (kroda/kemarahan, kama/nafsu kesenangan duniawi, loba/serakah). Penyembelihan hewan yang dilakukan sehari sebelum Hari Raya Galungan mempunyai makna simbolis membuhuh semua hawa nafsu kebinatangan yang ada dalam diri manusia. Di dalam ajaran agama hindu kita mengenal dengan adanya tiga jenis tindakan yang menimbulkan akibat. Tiga hal tersebut adalah Tri Kaya Parisuda yang memiliki arti tiga jenis bentuk tindakan yang merupakan landasan ajaran agama hindu untuk menjalankan hidup di dunia ini guna mencapai kesempurnaan hidup dan kesucian .Pemberihan Pikiran, Pembersihan Perkataan, dan Pembersihan pada Perbuatan harus selalu dilakukan”.

Widra menambahkan, “Memaknai Galungan sebagai kemenangan dharma (kebaikan) melawan adharma (kebatilan), tidak harus melalui situasi peperangan secara fisik. Kemenangan di sini diartikan sebagai kemenangan melawan semua kekacauan pikiran. Jadi yang perlu kita lakukan untuk memaknai Hari Raya Galungan adalah melawan keegoisan dan sifat buruk dalam diri. Pada saat Galungan, menyatukan kekuatan rohani agar bisa mendapat pikiran dan pendirian yang terang, adalah usaha untuk memenangkan diri dari ego. Bersatunya rohani dan pikiran yang terang adalah wujud dharma dalam diri. Sepuluh hari setelah Hari Raya Galungan  diperingati Hari Raya Kuningan. Jadi inti dari makna hari raya kuningan adalah memohon keselamatan, kedirgayusan, perlindungan dan tuntunan lahir-bathin kepada para Dewa, Bhatara, dan para Pitara. Pada hari ini umat melakukan pemujaan kepada para Dewa, Pitara untuk memohon keselamatan, kedirgayusan, perlindungan dan tuntunan lahir-bathin”.

“Kata kunci dari Imtaq/Dharma Wacana pada hari ini adalah bahwa manusia mendapatkan anugerah dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Kuasa yaitu Tri Premana yaitu bayu, sabda, dan idep. Rangkaian perayaan hari raya Galungan berasal dari bahasa Jawa Kuno yang berarti kemenangan yang dikembangkan lagi menjadi kemenangan Dharma melawan Adharma. Makna Galungan adalah pada dasarnya kita dituntut untuk selalu kuat. Hari raya Galungan dilaksanakan berdasarkan pawukon Buda Kliwon Dungulan”, tutup Widra

Si Intan (Sistem Informasi Instan) BPMP Provinsi NTB
Bot SI INTAN (Sistem Informasi Instan)
BPMP NTB
Bot sedang mengetik...